Testis Pada Bayi Besar Sebelah Bahayakah

TEMPO.CO
,

Jakarta

– Sebelum orok lahir, normalnya testis akan jatuh ke buah zakar. Apabila tidak testis ini tidak turun ke buah kontol dan besar sebelah, maka testis akan tumbuh dan membesar di kerumahtanggaan nafkah nan bersebelahan dengan ginjal sehingga bisa menganggu kesuburannya lusa. Gejala ini dapat dilihat apabila buah zakar atau skrotum kelihatan rata dan tidak terdapat tonjolan.

Dokter Spesialis Andrologi RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Caruk Ayu Abutari, Sp. And mengatakan bahwa gejala testis bayi yang tak turun sebelah harus segera ditangani, takdirnya lain maka akan berdampak kepada kesehatan dan kemujaraban alat reproduksi sang boncel.

”Testis itu harus runtuh ke dalam buah zakar. Takdirnya lain taajul ditangani, maka bisa berakibat ke bencana kesuburan,” kata Selalu sama dengan dikutip Tempo dari laman RSUD dr. Iskak Tulungagung  Kamis 8 Juli 2021.

Masalah kesuburan akibat testis nan besar sebelah ini terjadi karena fungsi testis itu sendiri seumpama tempat produksi sperma kerjakan proses kehamilan. Selain itu, testis juga berfungsi untuk memproduksi hormon testosterone nan berpengaruh terhadap libido, pembentukan massa otot dan kesabaran tingkat energi.

Berdasarkan bilang penelitian, ketika terdapat satu testis nan bukan roboh, maka tingkat kesuburan seseorang menjadi 80 uang jasa. Sedangkan jika kedua testis yang enggak turun, maka tingkat kesuburan sosok itu hanya 50 persen saja.

Penyebab testis besar sebalah ialah kesuntukan hormon. Sinse Selalu menjelaskan bahwa proses turunnya testis ke kantong biji kemaluan burung (skrotum) terjadi di dalam lambung detik janin berusia sekitar tujuh bulan.

Menurut dia, ayah bunda perlu memperhatikan testis orok junjungan-laki pasca- lahir. Jikalau setelah lahir testisnya tidak kunjung turun, maka ditunggu hingga enam bulan setelahnya.

Gejala testis bayi yang segara arah rata-rata menjadi tera si kecil mengalami kondisi
undescended testicle
(testis tidak jatuh). Dalam dunia kedokteran sendiri, kondisi ini disebut dengan istilah kriptorkidisme. “Takdirnya mutakadim ditunggu enam wulan bukan turun, maka terserah bisikan yakni
undescended testicle,” tuturnya.

Cak bagi pengobatannya, Caruk mengatakan akan lebih baik bila dilakukan saat si kecil belum berusia dua tahun, yaitu sekitar vitalitas 12-18 bulan. Yaitu dengan terapi hormon dengan menanamkan hormone HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini membantu proes turunya testis ke dalam kantong buah kalam.

Pengobatan lainnya merupakan dengan tindakan gerakan kerjakan memindahkan testis ke dalam buah kontol dimana testis harus diturunkan terlebih dahulu.

Ayah bunda, bila engkau melihat testis si mungil lautan sebelah, maka dipetuakan segera menclok ke kondominium sakit untuk memeriksakan si kerdil. Apabila lain mendapatkan penanganan medis saat masih jabang bayi, maka saat dewasa akibatnya tidak bisa menghasilkan sperma.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca kembali: Benarkah Gejala Virus Corona Dapat Dirasakan di Testis?